Harga mobil China bekas diprediksi akan mengalami tekanan hebat seiring dengan dimulainya babak baru “perang harga” di pasar mobil baru Indonesia. Pemicunya adalah strategi agresif yang dimainkan oleh para produsen otomotif asal Tiongkok di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, yang secara resmi menekan harga jual mobil berteknologi tinggi ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Fenomena ini tidak hanya mengubah peta persaingan di segmen mobil baru, tetapi juga mengirimkan sinyal kuat akan terjadinya disrupsi besar di pasar mobil bekas. Peluncuran BYD Atto 1 dengan banderol harga di bawah Rp 200 juta menjadi penanda paling jelas bahwa era mobil China turun harga secara struktural telah dimulai.
Gempuran dan Dominasi Merek China di GIIAS 2025

Pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara, GIIAS 2025 yang berlangsung pada 24 Juli hingga 3 Agustus 2025, menjadi panggung utama bagi para raksasa otomotif Tiongkok. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di mana mereka mungkin hanya menjadi pelengkap, kali ini kehadiran mereka terasa sangat mendominasi.
Dari total 39 merek mobil yang bersaing, merek-merek Tiongkok seperti BYD, GAC Aion, Xpeng, Jetour, dan Jaecoo tidak hanya mengisi booth-booth strategis, tetapi juga menjadi pusat perhatian utama pengunjung. Kesan yang tertangkap jelas: merek China tidak lagi bermain di pinggiran, mereka kini datang untuk memimpin narasi industri.
Perang Harga Tak Terelakkan, Sinyal Mobil China Turun Harga
Semakin Kuat
Agresivitas merek China paling terlihat dari strategi harga mereka. Peluncuran BYD Atto 1 menjadi gebrakan paling signifikan. Dengan harga di bawah Rp 200 juta, mobil ini secara langsung menantang dominasi city car dan LCGC dari pabrikan Jepang yang selama ini merajai jalanan Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan imbauan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu lalu, yang meminta produsen otomotif untuk mempertimbangkan penurunan harga jual guna menjaga daya beli masyarakat. Imbauan ini muncul di tengah tantangan ekonomi, termasuk pemberlakuan PPN 12 persen dan data penurunan penjualan mobil sebesar 13,9 persen pada tahun 2024 dibandingkan 2024.
Para produsen Tiongkok tampaknya menangkap sinyal ini sebagai sebuah peluang. Mereka tidak hanya menawarkan harga yang kompetitif, tetapi juga membekali produk mereka dengan fitur dan teknologi yang biasanya hanya ditemukan pada mobil-mobil premium.
Dampak Langsung pada Pasar Harga Mobil China Bekas
ketika harga mobil baru turun drastis, harga mobil bekasnya pasti akan mengikuti, bahkan dengan penurunan yang lebih tajam. Inilah yang diprediksi akan terjadi pada pasar harga mobil China bekas.
- Kurva Depresiasi yang Lebih Curam
Model-model baru yang diluncurkan dengan harga sangat rendah akan menciptakan standar baru. Akibatnya, model-model mobil China yang sudah lebih dulu ada di pasar bekas (seperti Wuling Air EV atau beberapa model Chery) harus menyesuaikan harganya agar tetap relevan. Ini akan menciptakan kurva depresiasi atau penurunan harga yang lebih curam dari biasanya. - Ketidakpastian bagi Pemilik Lama
Pemilik mobil China yang membeli unitnya satu atau dua tahun lalu mungkin akan menghadapi penurunan nilai jual kembali yang lebih cepat dari perkiraan. Fenomena ini dapat menciptakan keraguan di pasar mobil bekas. - Peluang bagi Calon Pembeli
Di sisi lain, ini adalah peluang emas bagi para pencari mobil bekas. Dengan sabar menunggu, mereka berpotensi mendapatkan mobil China berteknologi modern dengan usia muda dan harga yang sangat terjangkau di pasar mobil bekas dalam satu atau dua tahun ke depan.
Teknologi Premium dengan Harga Merakyat

Kunci dari gempuran merek China bukan hanya soal harga murah, tetapi juga tentang value for money. Pengunjung GIIAS 2025 disuguhkan pemandangan di mana mobil-mobil Tiongkok menawarkan tingkat kemewahan dan teknologi yang menyaingi merek premium Eropa dan Jepang, namun dengan harga yang jauh lebih rendah.
Sebagai contoh, interior dan kenyamanan dari GAC Aion terasa setara dengan mobil Lexus. Demikian pula dengan Xpeng X9, sebuah MPV mewah rakitan lokal dari pabrik Purwakarta, yang menawarkan fitur sebanding dengan Lexus LM namun dengan harga nyaris separuhnya. Konsumen kini bisa menikmati fitur-fitur canggih seperti advanced driver-assistance systems (ADAS), panoramic sunroof, dan layar sentuh masif dengan nilai ekonomis yang belum pernah ada sebelumnya.
Dilema Industri Otomotif Jepang dan Masa Depan Indonesia
Dominasi merek Tiongkok di GIIAS 2025 secara kontras menyoroti sikap konservatif dari para pemain lama, terutama pabrikan Jepang. Strategi elektrifikasi mereka terlihat lamban dan cenderung bertahap. Selain itu, mereka masih sangat bertumpu pada teknologi hybrid konvensional. Akibatnya, mereka kesulitan merespons disrupsi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) yang diusung oleh Tiongkok.
Tentu saja, celah ini dimanfaatkan secara maksimal oleh para pabrikan Tiongkok. Mereka dengan cepat membaca arah kebijakan transisi energi di Indonesia. Oleh karena itu, jika para raksasa Jepang tidak segera mempercepat adaptasi, dominasi puluhan tahun mereka bisa runtuh dalam dekade ini.
Bagi Indonesia sendiri, situasi ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ada risiko besar untuk menjadi pasar konsumtif baru bagi produk Tiongkok. Akan tetapi, di sisi lain, ini adalah sebuah peluang emas. Indonesia bisa membangun ulang ekosistem otomotif nasional yang berbasis kendaraan listrik. Dalam hal ini, dominasi Tiongkok justru bisa dijadikan sebagai katalis untuk transformasi tersebut.
Kesimpulan
GIIAS 2025 jelas menjadi titik balik penting bagi industri otomotif Indonesia. Perang harga yang dipicu oleh merek Tiongkok tidak hanya akan menguntungkan pembeli mobil baru, tetapi juga akan menciptakan gelombang disrupsi besar di pasar mobil bekas. Prospek harga mobil China bekas yang jauh lebih terjangkau adalah sebuah peluang besar bagi konsumen.
Namun, peluang ini datang dengan sebuah pertimbangan krusial: kesiapan biaya perawatan jangka panjang. Mobil-mobil modern ini, meskipun harganya terjangkau, tetap dibekali teknologi canggih, terutama pada sistem AC dan mesinnya yang kompleks, yang suatu saat pasti akan membutuhkan perawatan.
Kunci untuk membeli mobil bekas dengan cerdas adalah memiliki mitra bengkel tepercaya yang siap merawat mobil tersebut setelah menjadi milik Anda. Memiliki bengkel andalan yang ahli menangani berbagai merek akan memberikan ketenangan pikiran di masa depan. Di sinilah bengkel profesional seperti Sejuk AC berperan. Dengan keahlian di bidang AC dan mesin serta status sebagai bengkel resmi Denso, kami siap menjadi “dokter langganan” untuk mobil Anda, memastikan setiap potensi masalah bisa ditangani dengan tepat dan bergaransi.