Masuk Musim Hujan, Pemilik Mobil di Jakarta Diimbau Waspada Ancaman "Water Hammer"

Post By Admin 21/11/2025 Comments(0)

Daftar isi

JAKARTA – Memasuki puncak musim penghujan, ancaman genangan air dan banjir kembali menghantui para pengguna jalan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu genangan di berbagai titik. Bagi pemilik kendaraan roda empat, situasi ini bukan hanya soal kemacetan, melainkan risiko fatal kerusakan mesin akibat mobil kebanjiran.

Kasus kerusakan mesin akibat menerobos banjir, atau yang secara teknis dikenal sebagai water hammer, dilaporkan meningkat setiap kali musim hujan tiba. Fenomena ini menjadi momok menakutkan karena dapat menyebabkan kerugian materi hingga puluhan juta rupiah dalam sekejap.

Mengapa Air Banjir Bisa Menghancurkan Mesin?

Berbeda dengan kerusakan komponen lain yang terjadi secara bertahap, kerusakan akibat air masuk ke ruang bakar bersifat instan dan katastropik.

Dalam dunia teknik otomotif, air dikategorikan sebagai zat cair yang tidak dapat dikompresi (uncompressible). Sementara itu, mesin mobil dirancang untuk memampatkan campuran udara dan bahan bakar (gas). Ketika mobil menerobos banjir dan air terhisap masuk melalui saringan udara (air intake), piston yang sedang bergerak naik dengan kecepatan tinggi akan menghantam air tersebut.

“Karena air tidak bisa dipadatkan, tekanan hantamannya akan mencari jalan keluar lain. Akibatnya stang piston bisa bengkok, patah, bahkan blok mesin bisa pecah seketika,” ungkap salah satu pakar mesin di Jakarta Barat. Kondisi inilah yang memaksa pemilik mobil harus melakukan overhaul atau turun mesin total.

Ancaman: Kerusakan Kelistrikan Pasca Banjir

Selain water hammer, mobil yang terendam banjir meskipun hanya sebatas setengah roda akan menghadapi risiko jangka panjang berupa korosi pada sistem kelistrikan. Mobil modern yang dilengkapi dengan ratusan sensor dan modul elektronik (ECU/TCU) sangat rentan terhadap air kotor yang membawa lumpur.

Seringkali, mobil yang pernah terendam banjir tampak normal sesaat setelah dikeringkan. Namun, residu lumpur yang tertinggal di soket-soket kabel akan memicu korosi (karat) dalam waktu 1-3 bulan ke depan. Hal ini menyebabkan gangguan kelistrikan yang sulit dideteksi (intermittent problems), seperti mesin sulit di-starter, lampu indikator menyala acak, hingga korsleting yang berpotensi memicu kebakaran.

Langkah Mitigasi dan Pemulihan Kendaraan

Menanggapi tingginya risiko tersebut, para pemilik kendaraan diimbau untuk tidak memaksakan diri menerobos genangan air yang tingginya melebihi setengah ban. Jika kendaraan terlanjur terendam saat parkir, langkah evakuasi yang tepat sangat krusial.

Sejuk Muchtar, bengkel umum terkemuka di Jakarta Barat, menyarankan agar pemilik kendaraan tidak mencoba menyalakan mesin sama sekali jika mobil terendam hingga kap mesin. Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah memutus arus aki dan memanggil layanan derek untuk dibawa ke bengkel profesional.

Sebagai salah satu rujukan bengkel mobil Jakarta Barat yang berpengalaman lebih dari 22 tahun, Sejuk Muchtar menyediakan layanan khusus Restorasi & Pengecekan Pasca Banjir. Layanan ini mencakup:

Pengecekan Kompresi Mesin: Memastikan tidak ada air di ruang bakar.
Kuras Oli Total (Flushing): Mengganti oli mesin dan transmisi yang terkontaminasi air (berwarna seperti susu).
Pembersihan & Pengeringan Interior: Mencegah bau apek dan jamur akibat karpet basah.
Diagnosa Kelistrikan: Menggunakan scanner untuk mendeteksi kerusakan sensor akibat air.

Bagi warga Jakarta Barat dan sekitarnya yang kendaraannya terdampak genangan, penanganan cepat dan tepat adalah kunci untuk menyelamatkan investasi kendaraan Anda.